• BAHAGIA MENURUT TERMINOLOGI MUSLIM

    APa itu Bahagia ?

    Bahagia itu relatif...
    • Orang bebas mengartikan bahagia menurut terminologi masing-masing, bahagia menurut anak kecil misalnya berbeda dengan orang dewasa, bahagia menurut orang kaya berbeda dengan orang miskin. Bahagia menurut ilmuan berbeda dengan orang awam, bahagia menurut orang sakit berbeda dengan orang sehat, Bahagia menurut orang lajang berbeda dengan orang yang sudah berkeluarga.
    • Bagi anak kecil, kebahagian itu bisa mereka artikan dengan bebas bermain, bebas bercengkrama dengan teman-temannya, bisa kesekolah, menadapat perhatian orang tua, bebas mengekspresikan sifat  kekanakannya. Anak kecil bisa menggembala hewan ternaknya saja bersama temannya sudah cukup bahagia.


    • Orang miskin mungkin sudah sangat bahagia dengan bisa makan 3 x sehari, memiliki anak yang patuh padanya, rajin sholat, sopan dan beretika, dapat makan bersama walau diruang yang sempit, berdesakan, meski dengan lauk seadanya, lalapan daun singkong, sambel petai dan jengkol, itu sudah cukup indah, ketimbang makan nasi akik. Ada tempat bekerja untuk menafkahi meskipun serabutan.

    • Bahagia menurut orang dermawan berkesempatan bersedekah sehari untuk satu orang lemah bagi mereka sudah cukup merasa hidupnya berarti.






    • Bahagia menurut ilmuan/pemikir mungkin ketika mereka bisa mengaplikasikan semua yang ada dialam imajinasinya dalam bentuk barang atau jasa, dengan begitu Mereka sudah bahagia.

    • Bahagia bagi orang sakit adalah manakala segera berharap kesembuhannya.

    Bahagai itu relatif....

    Lalu apa itu bahagia yang sebenarnya menurut terminologi islam.

    Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :

    "Sungguh berbahagialah orang yang masuk Islam , Rezekinya sederhana dan berhati puas ( qana'ah ) menerima segala pemberian Allah ". ( Riwayat Muslim )

    Dan Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :

    "Berbahagialah siapa yang ditunjuki ke dalam Islam, penghidupan yang sederhana dan qana'ah ( merasa cukup dengan pemberian Allah )". ( Riwayat Tirmidzi)

    Merasa cukup , puas dan redha menerima rezeki yang dianugerahkan Allah s.w.t. termasuk kekayaan rohani yang tidak ternilai harganya.

    Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud 

    " Bukannya kekayaan itu kerana banyaknya harta, kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa ".
    ( Riwayat Bukhari dan Muslim )

    Redha Ilahi yang diperolehi orang yang redha kepada Allah s.w.t. itulah nikmat dan merupakan kunci kebahagiaan yang sejati . Sesiapa yang diredhai Allah s.w.t. , pastilah dia akan diberikan kebahagiaan dan kejayaan di dunia dan di akhirat . Lalu mereka akan dimasukkan ke dalam syurganya dan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

    Firman Allah s.w.t. yang bermaksud

    يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾


    "Wahai jiwa yang tenang dan tenteram kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan redha dan diredhai. Yaitu masuklah ke dalam golongan hambaku (yang shaleh ). Dan masuklah ke dalam syurgaku". 
    ( Surah Al-Fajr : Ayat 27-30)

    Imam Al Ghazali  dalam kitabnya Minhajul ‘abidin menerangkan bahwa Rasulullah Berpesan ingatlah, sesungguhnya surga itu terkepung oleh berbagai hal yang dibenci, sedangkan neraka dikelilingi oleh bermacam kesenangan nafsu”.

    Itulah Bahagia yang sesunggguhya, yaitu kembali pada Allah dengan tenang dan tenteram dalam keadaan redha dan di ridhai, dimasukkan kedalam surga bersama dengan orang shaleh.

    Caranya, kembalilah kejalan Allah dengan meninggalkan segala yang Allah haramkan atas mu, bergaullah dengan orang shaleh, jauhi perbuatan yang  keji dibenci Allah, tuntutlah ilmu agama yang memadai.
    ketika engkau melaksakan shalat, puasa maka kerjakanlah shalat, puasa mu itu dengan benar, jika engkau masih kurang faham apakah engkau sudah benar dengan shalat, puasa yang dikerjakan atau belum, jangan malu berguru pada ulama, karena kuci surga itu ada pada syahadah dan shalat.

    Jika engkau merasa banyak dosa, sungguh Allah maha pengampun dan sebaik-baik pengampun, lagi maha penyayang. Maka bertaubatlah sebelum masa mu untuk bertaubat terlambat Dan Jangan engkau memakan makanan dan minuman yang haram, apakah haram ainiyah seperti makan Babi, Anjing, Kucing dan hewan lain yang diharamkan, Tuak, Bir, Anggur, maupun yang haram ‘Aridzi (haram karena tersebabkan), seperti makan daging Kerbau, Sapi, Rusa, Unggas, dll yang tidak disembelih dengan menyebut nama Allah,

    karena  Allah swt telah berfirman, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut nama selain Allah….” (QS Al-Baqarah 173)

    Dan Rasulullah bersabda :
     Tidak akan masuk surga jasad/tubuh yang diberi makan barang haram” (HR Imam Tharmidhi*Hadis Hasan).
    Maka para ulama melarang kita makan di warung-warung yang tidak syara’ seperti Resto Cepat Saji, Resto CFC, MD dll. yang tidak bersertifikat Halal. Karena diragukan proses pemotongan dagingnya tidak suci/halal.

    Dan jika engkau tahu dengan pasti tempat makan cepat saji itu memang tidak meperlakukan masakannya dengan cara yang islami maka engkau dipastikan haram memakan di Resto itu, ijmaq ulama sependapat mengatakan haram dalam hal ini.

    Kemudian Jangan lagi engkau perturutkan hawa nafsumu agar engkau bisa mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan  Sang Maha Pencipta                                                                                                                                                                                                        
    Seorang penyair arab dalam kitab Minhajul ‘abidin disarikan oleh Imam Al Ghazali mensyairkan tentang nafsu manusia *“kahimarissuu i in asy ba’tahu * Ramahan nassa wa in ja a na haq” * nafsu itu ibarat khimar / keledai jelek, jika engkau buat dia kenyang maka ia menedang orang dan kalau lapar, ia berteriak-teriak*.

    Bagi remaja, mencintai lawan jenis adalah hal yang nikmat, memadu kasih asmara adalah pekerjaan yang sangat membahagiakan, namun semua itu hanya nikmat sementara, nikmat yang akan mendatangkan mudharat, mendatangkan malapetaka nantinya, saat kalian menyadari
    .

    Laki-laki yang baik adalah yang sanggub menahan hawa nafsunya dan menjaga wanita dari kejahatan nafsu sexualnya, dan perempuan yang baik akan selalu menjaga moral dan kepribadiannya tinggi didepan lelaki yang bukan muhrimnya dengan bersungguh-sungguh. Tidak menampakkan auratnya dan selalu  berlindung dibalik kecantikan dalam hijab/kerudungnya yang indah lagi mempesona.

    Ingatlah, Diakhir zaman, iman manusia makin lemah dan waktu yang kita jalani begitu sulit, pengaruh agama akan semakin berkurang dan waktu luang untuk beribdah sudah sangat sedikit, pekerjaan selain ibadah banyak sekali padahal umur sangatlah singkat namun kita terburu-buru dalam beramal, sedangkan Zat Allah yang maha melihat sangatlah waspada terus melihat perbuatan hamba-hambanya, sementara sang hamba seolah lupa akan Tuhannya yang maha melihat, batas hidup kita adalah begitu singkat namun masa yang akan ditempuh masih sangat jauh yang Modal nya haruslah berbuat amal dan ta’at kepada Allah dan kalau masa itu sudah lewat tidaklah lagi bisa dikembalikan (usia kita yang sudah lewat tidak lagi bisa kita tarik kedepan, sementara usia itu Cuma dilalui dengan dosa-dosa dan ingkar kepada Allah, akankan terus kita menambah dosa dengan usia yang Cuma tiggal sisa ini ?). karena itu barang siapa yang sanggub berbuat taat dialah yang paling beruntung didunia ini dan selama-lamanya dan barang siapa maksiat kepada Allah maka dia akan merugi bersama orang yang merugi dan celaka. Nau’udzubillah !

    Sesungguhnya setan pun merasa geli ketika melihat manusia terus ingkar dan maksiat kepada Allah

    syaitan bertanya kepada Manusia, 

    “Wahai manusia bagaimana kalian begitu berani berbuat maksiat kepada Allah berulang kali dalam sehari, sedangkan kami, sekali saja ingkar tidak mau sujud kepada Adam, Allah mengeluarkan kami dari Surga lalu mengutuk kami sampai hari kiamat, sungguh kami takut berkawan dengan mu”.“Kitab Durratun Nasihin”

        Jadi, Bahagia menurut islam adalah hidup penuh keimanan dalam ketaqwaan lalu kembali kepada Allah dengan  jiwa yang tenang lagi tenteram dalam keadaan ridha dan di ridhai yaitu masuk kedalam surgaNya Allah “ma’al fa idzin” bersama orang-orang yang mendapat kemenangan.

      Inilah Bahagia yang sesungguhnya, hidup untuk mati dan  dunia untuk akhirat  “ad dun^ya madrasatul akhirah”, Dunia ini adalah jalan menuju akhirat, maka ketahuilah dulu, apa-apa yang akan engkau butuhkan untuk keakhirat, buat daftar rinciannya, dan engkau carilah disini, cara mencarinya sudah sangat terang benderang, dalam  Alqur’an, Al-Hadist, sudah sangat terang menjelaskannya, jika engkau tak fahami akan keduanya masih ada Ijmaq yang menjelaskan dan jika engkau juga masih belum faham dengan jelas pada apa-apa yang diperselisihkan dalam ijmaq, engkau pelajarilah pada hukum Qiyas para ulama dalam kitab-kitabnya, semua sudah dijelaskan dengan terang dan terperinci  tentang jalan hidup yang mesti engkau tempuh sekarang untuk kebahagianmu yang abadi di akhirat kelak selama-lamanya.


    Salah satu tanda didunia ini orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah adalah Jenazahnya di shalati dan diusung oleh banyak orang.


    Wallu’alam bishshawab !
    Bermula Allah yang lebih mengetahui.

    Referensi :
    • Tafsir Jalalain (Imam Jalaluddin Al Mahalli – Imam Jalaluddin AS Suyuthi)
    • Kitab Durratun Nashihin ( Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Alkhaubawiy )
    • Kitab Mukasyakafatul qulub (Imam Abu Hamid Al Ghazali)
    • Kitab Minhajul ‘Abidin ( Imam Abu Hamid Al Ghazali)Blogger muslim

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Pembaca Hari Ini

Cari Artikel Disini

Apakah Menurut Anda Jokowi - JK Sudah Menepati Janjinya Seperti Apa Yang Dijanjikan dimasa Kampanye

islam dan muslim

Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Dan janganlah Kamu Mati Kecuali Dalam Keadaan Muslim / Beriman !
itu janji muslim yang harus dipegang kuat-kuat.