10 Tahun lalu, ada ratusan orang yang membawa
kisah dalam hidup saya. Ada dua kisah yang paling
Masjid BTM Menjadi saksi bisu |
mengesankan dalam hidup saya. Pertama seorang perempuan muda sedang hamil tua yang terabaikan dan Kedua, ada anak laki-laki kecil yang mohon diselimutin.
Tepatnya 28 Desember 2004, 10 tahun lalu, saya ketemu
dengan seorang korban Tsunami yang sedang sekarat tergeletak di area RS KESDAM
Banda Aceh, namanya KASMIDAR saya lupa
usianya berapa, saya juga tidak tahu siapa yang membawanya kerumah sakit ketika
itu, saya ketemu kk itu hari ke 3 Tsunamin di RS KESDAM, ya saya baru sempat ke
sana hari ke dua Tsunami, masih menggunakan baju seragam kuliah putih-putih,
usia saya masih 20 th ketika itu.
Saya melihat ada seorang perempuan masi muda HAMIL
TUA, tidak ada yang peduliya mungkin karena kondisi dan situasi, ada beberapa
ibu saya lihat memberi dia air mineral, tapi dia pasti butuh perawatan pikir
ku, dia benar2 menyita perhatian, saya dekati lalu saya tanya apakah kluarganya
masih hidup, saya tidak tau katanya, saya tanya suaminya, katanya mungkin uda
mninggal juga d Aceh Jaya, suaminya TNI, kondisi kk itu tulang punggung patah,
tulang kaki kanan patah, ada luka di beberapa bagian tubuhnya, lalu saya
memanggil Dokter, sepertinya mereka dari Hongkong, saya minta di check kesehatan
Janinnya kk kasmidar.. “she’s good” kata dokter, kemudian saya dan dokter dari
Hongkong itu berusaha mencari kamar untuk kk ini, tapi tidak ada kamar yang kosong,
saya hrus negosiasi dg Bapak TNI yang sudah menghuni kamar duluan.
Bapak TNI itu mengalah memberikan ijin kamarnya di
isi, karena kondisinya yang tidak bisa bergerak, dia itu ga basa apa2, mau
buang air pun tdk bisa bergerak, karena saya masi sangat belia waktu itu, saya sering
minta tolong sama ibu2 yg jaga pasien sebelah klo kk ini hendak ke kamar mandi
mohon dibantu, praktis selama tiga hari saya lah saudaranya dan saya yang harus
peduli tidak ada siapa pun yang dikenal dia.
Hari ke empat, saya tulis di karton “KASMIDAR DARI
PELANGGAHAN, ADA DI RUANG *MELATI* RS KESDAM” karena saya yakin jika ada keluarganya
pasti nyarinya ke Rumah Sakit, Alhamdulillah, pagi saya TEMPEL di Pintu Gerbang
RS, di SP 5, dan Terminal Bis Lam Ateuk. setelah siangnya kami juga harus
mengevakuasi mayat dan menolong korban yang lain yang terluka bersama dokter
dan tentara.
Malamnya saya balik lagi ke RS untuk melihat kodisinya,
ternyata sudah ada beberapa orang di kamarnya, dalam hatiku
bersyukur,
Alhamdulillah ya Allah, usaha ku berhasil, ditangan ku ada nasi putih tanpa
ikan saya masak sendiri di tempat saya tinggal, di ASRAMA TNI KUTA ALAM,
lauknya saya ambil mie instant yang di masak di dapur umum Tentara RS KESDAM,
dan itu juga yang saya makan, tapi pas saya lihat sudah ada makanan yang lbih
baik dari yang saya bawa di kamar itu, saya urung memberikannya. saat itu
makanan dan minuman jadi barang mewah dan sulit dicari, ketika saya masuk ke
ruangan, kk itu sedang tidur, ada lelaki yang medekati saya lalu bertanya “kamu
siapa, ada perlu apa, ini adik saya, saya abangnya, jangan keluarkan dia dari
kamar ini” katanya, oh bukan bang, saya Cuma mau pastikan saja kalau kk ini
baik2 saja, tiba2 kk ini bangun lalu dia menangis memanggil abangnya, “baaang,
itu Dani, dia yang menolong saya, mungkin kalau tanpa dia saya akan sama
seperti mayat-mayat yang lain, tanpa makanan dan minuman berhari-hari, kalau
bukan karena dia, mugkin saya tidak ada di kamar ini, kalau bukan karena dani,
abang ga akan tau saya ada disni, dani yang menulis kan saya disini, 3 hari dia
menjaga saya bang, lalu abang itu memeluk saya, sambil menangis dia berkata,
“saya M.Amin abangnya Kasmidar, terimakasih sudah mau menolong adik saya, terimakasih
banget, saya mohon maaf atas sikap saya barusan”, saya jawab, “itu sudah
menjadi tanggung jawab saya, saya bersyukur, saya bahagia krn kk uda ada yang
menjaganya, dia sedang hamil tua, sebentar lagi akan melahirkan, saya sempat
berfikir kalau dalam beberapa hari ini tidak ketemu keluarga, saya akan bawa
pulang kerumah saya”. Abang itu jadi makin terharuu..
Anak-anak menunggu lemparan makanan dari Helly Copter |
Dua minggu kemudian saya jatuh sakit dan saya balik ke
Pidie, karena kuliah pun sudah mulai aktif lagi, saya harus kembali, namun
bayangan tentang kak Kasmidar, bayangan anak2 yang meninggal di depan mata
setelah selamat dari gelombang tsunami namun karena tidak ada tempat perawatan
yang mencukupi, tdak ada persediaan obat yang lengkap, tidak ada makanan dan
minuman, tida ada tempat berteduh, mereika meninggal satu-satu.
Saya masih ingat... saat itu air putih pun jadi barang
yang sangat langka dan paling berharga, sumur-sumur sudah tidak bisa pakai
airnya, mendapatkan air minum sulit, saya yang sehat pun sangat sulit mencari
air.
Seorang Ayah sedang mengangkat Anaknya dalam Tsunami |
Saya pernah mengambil air yang sedang di minum Tentara
Australia untuk saya berikan pada anak-anak yang tergeletak begitu saja di
emperan Rumah Sakit yang setiap kali saya melintas mereka minta sama saya
aiiir...aiirr bang.. bang hauus.. bang lapaaar.... kabayang tidak ada anak
kecil umur 5-10 th minta air sama kita, dalam kondisi kita sendiri uda ga minum
seharian. Naluri manusia kita pasti tidak akan sanggub menyaksikan pemandangan
itu. Si bulek Tentara Australia itu pertama marah dan mengejar saya, namun
ketika dia melihat saya berikan air untuk anak-anak, dia menatap lama dan menupuk
jidadnya, “owh... sorry !” tapi air sebotol mana cukup untuk ratusan orang,
Cuma itu pun kemampuan saya, yaa.. itu pun saya harus merampas yang sedang di
minum Tentara Asing. Itu di hari kedua tsunami.
INI GAMBARAN KETIKA TSUNAMI |
Saya ingiiin sekali menolong tapi ga tau harus
menolong bagaimana. Dengan cara apa, sungguh kita tidak mampu... Ya Allah...
alangkah mengerikan jika mengingat itu lagi... ketika itu saya merasa seperti
tak berguna tidak bisa menolong anak2, tidak mampu berbuat apa-apa, padahal menurut adat jika ada yg menolong
mereka akan selamat, mereka terluka, tergeletak bigitu saja di emperan, di
halaman, tempat parkir RS berhari-hari tidak ada air dan makanan, tidak ada
perawatan, tidak ada selimut kalau dingin, tidak ada tempat berteduh dari hujan
dan matahari, dan sama sekali tidak ada yang peduli. Naluri kemanusiaan kita
benar-benar di uji Allah, apakah dalam kondisi kita sebagai korban masih adakah
rasa kemanusiaan kita ? Karena tidak ada pertolonga, akhirnya ribuan orang
meninggal begitu saja setelah sampai Rumah Sakit karena tidak mendapat makanan
dan minuman serta perwatan sama sekali.
Begitulah kondisinya saat itu, kita jadi gamang ga tau
harus bagaimana, benar-benar hilang akal untuk berfikir. Kalau sekiranya ada
tempat perawatan dan segera mendapat pertolongan, banyak yang bisa
diselamatkan. Kebanyakan meninggal setelah menahan panas berhari hari dan
dinginya malam, tanpa makanan, dan air padahal dalam perut anak dan orang dewasa
itu Cuma ada cairan Tsunami.
Masih sangat jelas dalam ingatan, saat saya melintas
didepan mereka selalu mendengar ada teriakan dari keruman anak-ank, dingiiin
buu..... dingin sekali ibuuuu, ade
dingin.... ibu.. aku lapar, ibu... ade hauuus....tolong ade buk,, dan itu bukan
satu dua tapi ratusan anak-anak dan dewasa namun pertolongan itu tidak pernah
ada,, semua sibuk memikirkan nasib dirinya dan keluarganya masing-masing, tidak
sempat memikirkan nasib orang lain. ooo Ya Allah,,,, sungguh mengerikan azab
Tuhan itu.
Saya Cuma bisa menangis, saya mendapati ada satu anak
laki-laki yang sedang sangat mengggigil kedinginan, usianya mungkin 6-7 tahun,
saya keluar dari Rumah Sakit sekitar jam 2 malam karena uda sangat lelah, mau
pulang istirahat ke Asrama Kuta Alam. yang jauhnya cuma sekitar 400 meter
dengan RS KESDAM, Anak-anak itu ada di halaman depan UGD *dulu*, saya bergegas
lari ke Asrama mencari apa yang bisa saya bawa untuk dia, saya menemukan nasi
putih tok sama air, sama selimut tua, ya Cuma itu...
Saya berharap besok anak itu, akan saya bawa ke ruang
medis jika ruang sudah ada yang kosong. Atau saya akan minta dokter untuk
memperhatikan. Tapi langkah sedihnya saya, begitu saya balik, saya menemukan
anak itu sudah tiada bernafas lagi, anak kecil dengan penuh lumpur tsunami
menggigil kedinginan di area parkir RS itu pun meninggal.... Masih tergiang di
telinga ku, Dia bilang... dingiin sekali ibu...., adx sakiiit buu, ade haus
buu...AIIR.. AIR. Bu hauuss. Dengan suara yang tinggal ditenggerokan.....
Sedih sekali, padahal disitu ada ratusan orang lain
juga yang sehat yang selalu lalu-lalang depan anak-anak itu, tapi Kita harus
memahami keadaan orang-orang sudah frustasi, mereka mencari ayah, ibunya, anak,
adik, kakak atau adik-adiknya, tidak ketemu setiap mayat yang dibuka bukan
orang yang dicari, frustasi, sehingga hilang rasa untuk peduli dengan orang
lain, Entahlah.. yang pasti anak itu dan yang lain tidak ada yang menolong,
meski suara mereka mungkin sempat di dengaroleh mereka yang masih sehat dan
kuat.
Lalu anak itu saya bawa kehalaman parkir, sambil saya
bilang, dik.. maaf kan saya, saya tidak mampu menyelamatkan mu, saya terlalu
lama mencari air untuk mu, lalu saya kumpulkan bersama mayat – mayat yang lain,
tidak tau harus mnjelaskan bagaimana keadaannya ketika itu. Sangat sulit untuk dikisahkan
saat ini. ( sulit memaafkan diri sendiri).
KUBURAN MASSAL TSUNAMI |
Saya terakhir dikabari kak kasmidar uda melahirkan,
anaknya laki-laki, saya diminta memberikan nama untuk anaknya, saya berikan
namanya “FATIH FAUZAN” / PEMUDA KEMENANGAN. Tidak tau apa namanya diganti atau
jadi. Terakhir kabarnya kk itu sudah tinggal di beurawe, kota banda aceh, Cuma
lupa tanya alamat di beurawe, krena waku itu saya sudah di palembang, kemudian
kami hilang kontak kerana Nonya sudah tidak aktif lagi, pernah main ke
pelanggahan nyari alamatnya tapi tidak ada, jadi pengen tau sekarang, sudah
berapa tahun anaknya, gimana kabarnya ?.
ANAK MUDA YANG LUHUR BUDINYA.
Disisi yang lain saya juga
melihat bagaimana keiklasan anak muda yang jadi relawan, ada banyak relawan kesehatan
disana namun lelaki gagah ini berbeda dengan temannya, dia seorang lelaki,
Mahasiswa Kedokteran, mungkin dia lebih senior dari saya, kami sama2 relawan
kesehatan di RS KESDAM, saya melihat dia sangat beda dengan calon2 dokter yang
lain, dia lelaki gagah dan ganteng, usianya mungkin 1 th lebih tua dr saya
ketika itu, 10 th yng lalu, saya perhatikan sifat dia yang sangat agung, ketika
ada salah satu korban yang kami tangani, anak ini usianya mungkin 10 th, cuma
gendut, agak berat, sulit mengangkat dia ke kmar mandi, apalagi tenaga kami
cuma tinggal sisa-sisa. anak ini mau buang air besar, saya bilang sama dia itu,
"Bang, biar saya cari pispot dulu, Dia buru-buru menjawab, sudahlah Dex,
ga usah dicari, kamu pun sudah terlalu lelah, (mungkin dia kasian liat saya
yang uda ga kuat lagi berdiri), "ga bakal ada pispot dalam situasi begini
", terus harus bagaimana Bang, saya tanya, dia jawab," gpp saya yang
akan buang kotorannya dengan tangan saya"
Ya
Allah, saya perhatikan wajahnya ketika anak itu buang kotoran, Dia tidak
mengernyit kening sedikit pun untuk menahan kotoran itu" dia begitu iklas.
Yaaa mungkin ban
MENANGIS PADA SAAT MEMPERINGATI 10 TAHUN TSUNAMI ACEH |
1
minggu saya bersama dia di UGD, kemudian saya pindah ke bagian lain, sampai
saya sakit dan saya pulang, dan kmi tidak pernah ketemu lagi, tapi saya lupa
namanya jika ketemu sekarang entah kami masih saling kenal. rasanya pengen....
ketemu sama dia lagi, SEMOGA KAMI BERTEMU LAGI, SAYA BELUM SEMPAT TANYA,
BAGAIMANA RASANYA MENAHAN KOTORAN ANAK ORANG dan anak itu insya Allah masih
hidup sekarang, dan berarti dia sudah 20 th juga hmm...
Yaaa... Itulah kisah Tsunami yang pernah saya alami,
walau bukan korban tapi saya IKUT MERASAKAN saat - saat yang mengerikan itu.
UNTUK MELAWAN LUPA DI BANGUN MESEUM TSUNAMI ACEH |
Muda2han ini menjadi pelajaran
bagi kita semua sadar, bahwa kita Cuma manusia tidak ada hebatnya, Orang kaya
tidak sanggub menolong dirinya. Orang kuat pun jadi tak berdaya. mengemis minta
dikasihani.