Siapa yang tak kenal Abu Ubaidal Ibnu Jarrah Ra, beliau adalah salah seorang sahabat yang sudah di janjikan masuk surga oleh Rasul.
Suatu hari beliau di tugaskan Rasulullah untuk berperang bersama pasukan Amru bin Ash di perang Dzatus Salasila, Rasulullah menugaskannya beliau sebagai panglima perang bala bantuan untuk Amru Bins Ash, setibanya di sana, Amru bertanya kepadanya, “Ya Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, apakah kau didatangkan sebagai bala bantuan untuk pasukanku” lalu Abu Ubaidah bin Jarrah menjawab, “Tidak. Aku dengan pasukanku dan kamu dengan pasukanmu, masing-masing memimpin pasukannya”.
Amru bin Ash menolak adanya dua panglima, ia menganggap pasukan Abu Ubaidah yang baru datang itu harus ada di bawah pimpinannya sebagai bala bantuan.
Abu ubaidah berkata : Rasulullah menyuruh ku untuk membawa pasukan dalam perang ini untuk membantu pasukan mu dengan masing-masing kita sebagai panglima dan memimpim pasukan masing2, namun demikian jika kamu merasa tidak bisa menerima, kita tidak harus berselisih faham
, "Apabila engkau membangkang kepadaku, biarkan aku yang patuh kepadamu”
Subhanallah !
Alangkah jujurnya kata-kata yang keluar dari mulut seorang panglima besar dalam nilai kejantanan sebagai seorang lelaki. Demi rasa persatuan dan Persatuan serta kekompakan dalam kepentingan kaum muslimin di buangnya jauh-jauh kesombongan dan keangkuhannya.
Padahal Beliau adalah panglima besar yang masyhur dan sudah di kenal kehebatannya oleh musuh - musuh islam di zamannya, namun itu tidak menjadikannya tetap mempertahankan egoismenya, beliau lebih mementingkan persatuan islam daripada rasa ego itu sendiri. Beginilah sifat - para panglima perang di zaman Rasul dan zaman Khulafaur Rasyidin, mereka berperang bukan untuk jabatan atau ghanimah/harta rampasan perang dan bukan pula untuk mencari nama, mereka tidak berperang untuk mendapat budak-budak perempuan kulit putih, tetapi semuanya demi tegaknya kalatul Haq, LAILAHA ILLALLAH, MUHAMMADAR RASULULLAH sehingga islam mudah berkembang kuat, tangguh, disegani oleh lawan-lawannya sehinga mereka selalu bisa menaklukkan satu demi satu bangsa Afrika, Eropa, Asia dan termasuk Bangsa Romawi yang dikenal memiliki pasukan paling kejam.
namun mereka betekuk lutut di bawah pasukan muslim.
Sifat seperti Abu Ubaidah adalah sifat yang harus kita tiru, kiat pegang kuat - kuat. Demi kemaslahatan islam harus ada diantara kita yang mengalah jika terjadi perselisihan, mengalah bukan dengan desakan atau karena unsur politik atau ada tujuan jahat di belakangnya tapi haru semata-mata karena Allah, demi Rasulullah dan demi Islam agar tetap jaya.
Demikian semoga bermanfaat !