• KISAH INSPIRASI ISLAM


    Abul Qasim Jadi Ulama Besar Berkat Do'a IbuNya yang Shaleha....

    Siapa yang tidak kenal Abu Qasim Al Qusyairi, Imam besar Tokoh sufi yang sangat terkenal dengan seribu kitab yang di karangnya, para ulama biasa menyebut beliau dengan Qusyairi atau risalah qusyairiya. Abul-Qasim al-Qusyairi dilahirkan di Nishapur. Dia melakukan studi khusus tentang doktrin-doktrin sufi dan “Risalah” yang ditulisnya merupakan kitab yang berharga sebagai referensi tentang sufisme.

    Sejak dahulu saya kagum dengan Imam Al-Qusyairi (w.465H), terutama semenjak mengkaji kitab beliau berjudul Ar-Risalah di Pesantren Tgk  Syikh Haji Di Garot Aceh.
    Namun demikan mungkin tidak banyak yang tahu bagaimana beliau begitu hormat kepada Ibunda Nya berikut mari kita simak sama-sama kisahnya.
    Adalah ketika beliau masih remaja ia seorang anak yang sangat  taat dan patuh kepada ibunya sehingga sejak kanak-kanak ia sudah rajin membantu pekerjaan ibunya hal ini berlangsung hingga ia beranjak remaja.
                    Pada suatu hari Abul Qasim Al Qusyairi menemui ibunya dan mengemukakan hasrat hatinya yang telah dipendam beberapa lama.  “ ibu ku, aku semakin dewasa, setiap hari aku selalu bersama ibu, membantu apa yang sedang dikerjakan ibu, kadang pula berkmpul dengan teman-temanku bermain kesukaan kami, tetapi kini aku ingin sekali pergi ke negeri  Bukhara guna menuntut ilmu pengetahuan disana, maka restuilah anakMu !!”
                    Sang ibu berkata “untuk mencapai cita-cita mu memang tak cukup bagi mu berdiam bersama ku di kampung ini. Kau harus pergi ke Bukhara, supaya kau dapat berjasa dan mengabdikan diri kepada agama. Aku merestui mu anakku. Pergilah, umat  menunggu mu !”
                    Sebelum Abul qasim al-qusyairi meninggalkan ibunya, dia mengajak seorang teman yang akan mendampinginya belajar di neri yang jauh itu. Saat tiba waktunya meninggalkan kampung halaman. Sang Ibu melepaskan dengan cucuran air mata, Abul Qasim Al Qusyairi adalah anak satu yang ia cintai, dan kini anak yang sangat di kasihi itu akan meninggalkannya seorang diri demi menuntut ilmu pengetahuan agama yang nantinya akan di serukan kepada masyarakat.
                    Sang ibu berdiri di depan pintunya, memandangi putranya yang melangkah meninggalkan kampung halaman. Perlahan keluarlah ucapan dari mulutnya yang merupakan rintihan jiwanya. “ Ya Tuhanku, seandainya Engkau tidak berkenan untuk mempertemukanku dengan puteraku lagi, aku real mati berdiri di tempat ini juga sehingga Engkau memulangkannya kemari........!
    Sementara itu dalam perjalanannya Abul Qasim teringat betapa pakaian yang dikenakannya sebenarnya terkena percikan najis saat ia bekerja membantu ibunya di rumah.  Maka ia berhenti dan berkata kepada temannya, ‘Hai sahabatku, sebentar aku hendak pulang kerumahdan segera akan kembali kemari tetapi engkau boleh pergi terlebih dahulu karena aku teringat akan bajuku yang terkena najis ini, bila aku tidak menggantinya aku takut najis ini akan mengotoriku samapi di negeri Bukhara kalau masih tetap begitu keadaan ku, aku khawatir ilmu-ilmu yang ku pelajari dari guru kita disana akan menjadi penutup jalan menuju hidayah Allah, sehingga aku tersesat karenanya. Semoga aku dihindarkan dari yang demikian.
                    Maka pulanglah Abul Qasim Al qusyairi kerumah dan betapa herannya dia saat mendapati sang ibu masih tetap berdiri ditempatnya semula. Lalu sang ibu menyambut dan memeluknya seraya berkata “Alhamdulillah,,,,,,,,,,!!
                    Dikisahkan, kemudian Nabi Khidir diperintahkan Allah untuk menemuai Abul Qasim Al Qusyairi, “Temuilah Abul Qasim Al Qusyairi, putra ibu yang shalihah itu, dan ajarkanlah ilmu-ilmu yang telah kau pelajari dari Abu Hanifah Kepadanya, karena dia pergi merantau diatas jalan yang di restui ibunya !”
    Selanjutnya Nabi Khidir menemui Abul Qasim Al Qusyari guna menurunkan ilmu-ilmu fiqih. Dia berkata “Engkau berniat melakukan safar (sebutan bagi saipa saja yang meninggalkan tempat kelahiranke negeri jauh dengan niat menuntut ilmu demikian istilah dunia tasawuf) bersama teman mu untuk mencari ilmu dengan membiarkan ibu mu sendirian di kampung ini, maka biarlah aku mendatangi kediaman ini setiap hari dan kau akan belajar bersama ku”.
                     Sejak pertemuan pertama kali antara Nabi Khidir dengan Abul Qasim, Nabi Khidir datang kembali pada keseokan harinya dan hari-hari berikutnya. Demikian ini berlangsung selama tiga tahun. Setelah dianggab cukup masa pengajarn untuk Abul Qasim maka Nabi Khidir mengucapkan salam perpisahan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
    Perlu di ketahui Nabi Khidir belajar ilmu-ilmu fiqh kepada imam Abu Hanifah selama 30 tahun. Sedangkan Abul Qasim Al Qusyairi menyerap ilmu – ilmu tersebut dari Nabi Khidir hanya dalam tempo 3 tahun, ini benar-benar sesuatu yang langka. Apakah karena khidir mempunyai metoda pengajaran yang lebih efektif dengan segala kelebihan yang telah di berikan Allah kepada beliau? Atau Abul Qasim yang memang benar – benar jenius ?

    Sungguh ini karunia Allah dan rahmat Allah yang besar bagi Abul Qasim. Sesudah menyerap ilmu-ilmu dari Nabi Khidir selama 3 tahun selanjutnya di sepanjang hidupnya Abul Qasim Al Qusyairi mampu menulis seribu kitab yang berisikan berbagaimacam dispilin ilmu yang paling terkenal salah satunya adalah yang biasa kita pelajari dipesantren-pesantren salafiyah yaitu Kitab Risalah Qusyairiyah
    yang membahas tentang ilmu Tauhid. beliau adalah ulama besar Imam Umat islam golongan Ahlussunnah Wal Jama'ah, beliau juga termasuk ulama salaf, Risalah beliau tentang aqidah tauhid adalah "Allahu Maujudun Bila Makan", Allah ada tanpa tempat dan arah baginya.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Pembaca Hari Ini

Cari Artikel Disini

Apakah Menurut Anda Jokowi - JK Sudah Menepati Janjinya Seperti Apa Yang Dijanjikan dimasa Kampanye

islam dan muslim

Allah berfirman :
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ Ø­َÙ‚َّ تُÙ‚َاتِÙ‡ِ Ùˆَلا تَÙ…ُوتُÙ†َّ Ø¥ِلا ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ Ù…ُسْÙ„ِÙ…ُونَ
Dan janganlah Kamu Mati Kecuali Dalam Keadaan Muslim / Beriman !
itu janji muslim yang harus dipegang kuat-kuat.