• Jangan Engkau Menafsirkan Hadis Dengan Bahasa Mu..




    saya pernah membaca salah satu blog yang membahas
    "Dua Kesenangan Untuk Orang Berpuasa"

    ..... لِلصَّائِمِ فَرْحَتاَنِ يَفْرَحُ بِهِماَ فَرْحَةٌ عِنْدَ إِفْطاَرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقاَءِ رَبِّهِ ............

    artinya : Orang puasa mendapatkan dua kesenangan, kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika berjumpa Allah (hari kiamat) karena puasanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
    ===========
    Nama BloGnya Majelis Dzikir, kalau melihat nama Blognya Meyakinkan banget, tapi tidak begitu dengan penjelasannya, ternyata sama sekali tidak meyakinkan, dia menjelasakn makna hadis tersebut seperti ini : "Bagaimana tidak senang setelah lapar dapat makanan", menurut dia maksud hadis  senang di dunia karena orang puasa setelah lapar dapat makanan, ini kan nyeleneh.. Rusak makna hadis jika di artikan seperti itu
    hmm.... apakah seperti ini maksud perkataan Rasul ?

    TIDAK !
    Itu arti secara bahasa, makna terjemahannya begitu, bukan makna tafsirnya, sementara kita di tuntut mengikuti hadis yaitu makna hadis setelah di tafsirkan setelah di telaah oleh ulama ahli hadis, keculai hadis yang sudah terang benderang maknyanya, karena jika memang semua hadis bisa di artikan secara literleck, maka sungguh tidak diwajibkan bagi umat untuk belajar ilmu tafsir.

    Orang puasa mendapatkan dua kesenangan, kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika berjumpa Allah (hari kiamat) karena puasanya.
    ___________________________________________________________
    Hadis.... semua hadis jangan di artikan dengan makna litterleck, bukanlah seperti itu maksudnya, bukan "lagi laper berbuka terus senang benget", itu kesenangan anak kecil, kesenangan yang di maksud dalam hadis tersebut adalah kesenangan levelnya orang - orang Muttaqin, orang-orang taqwa, yaitu kesenangan yang mengagungkan, bukan kesenangan ecek2 dan sementara kalau makan dan minum, itu kesenangan yang sangat murah. maksudnya kesenangan saat berbuka itu yaitu seperti yang di jelas dalam kitab2 tafsir hadis bahwa orang - orang puasa akan mendapat dua kesenangan, kesenangan pertama di dunia, yaitu kesenangan saat berbuka, maksdunya saat berbuka, bukanlah saat kita buka puasa setiap hari selama bulan puasa itu, maksud berbuka disini adalah berbuka setalah lewat ramadhan, artinya lepas puasa maka tibalah bulan syawal, ini lah makna berbuka yang sesungguhnya, bahkan 1 syawal haram berpuasa, karena hari 1 syawal itu bersenang-senang bagi orang yang sudah berpuasa di bulan ramadhan, inilah hari berbuka puasa yang sesungguhnya karena di hari ini puasa di haramkan, kesenangan dalam rahmat dan ampunan Allah karena orang - orang yang berpuasa di bulan Ramadhan akan mendapat gelar Al fittrah / Fitri di bulan syawal yaitu orang - orang yang sudah di ampuni dosanya KEMBALI KEPADA KESUCIAN (minal 'aidzin wal faidzin), bagi ORANG yang benar-benar berpuasa, yang benar-benar puasa maksudnya yang puasanya sesusai dengan standar syari'at karena dosanya orang puasa itu bukan di ampuni di bulan Ramadhan melainkan nanti setelah Ramadhan lewat yaitu saat berbuka, saat bertemu dengan bulan syawal, bagi orang yang tidak berpuasa Ramadhan tidak akan mendapat gelar Al - Fittrah tidak mendapat kesenangan.... ibarat orang pekerja, bulan Ramadhan ini adalah bulannya untuk kerja banting tulang, nah dibulan syawal baru dapat nenerima bayaran upah / gajinya, makanya senang, siapa yang tidak senang dapat gaji sekaligus bonusnya...
    kalau di artikan seperti makna literleck / terjemahan seperti pemilik blog Majelis Dzikir itu, sangat dangkal maknanya, bahkan sama sekali tidak ketemu dengan maksud Rasul yang sebenarnya, kesenangan saat berbuka di artikan saat berbuka puasa setiap hari itu maka sungguh tidak relevan dengan keagungan bahasa Rasulullah, kesenangan saat berbuka di artikan senangnya karena "habis lapar langsung dapat makanan", jika begini bagaimana dengan orang yang habis berbuka justru sakit perut, atau ngantuk ? dan ini kan sifatnya kesenangan murahan, kesenangan orang yang cengeng, karena sebelumnya lapar terus dapat makanan senang dech,  bukan  seperti ini kesenangan orang Muttaqin.

    kata Allah Orang berpuasa itu La'allakum tattaqun, la'alla itu maksudnya bukan muda2han tapi "pasti"
    la'allakum tattaqun, artinya orang berpuasa itu "pasti akan menjadi orang yang taqwa", bukan muda2han...
    bagi Allah itu tidak ada muda2han tapi pasti.



    imam Ghazali R a  membagi puasa itu dalam 3 tingkatan.

    1. puasanya orang awam : seperti puasa saya dan saudara
    2. puasanya orang khusus ; puasanya orang2 shaleh, para ulama..
    3. puasanya orang yang sangat khusus, atau khusus dari khusus ; para nabi dan Rasul dan para sahabat. < kitab Durratun Nashihin>

    apakah beda puasa mereka itu dengan kita yang awam, ya bedalah, beda banget malah. (insya Allah ada dipembahasan selanjutnya)

    Dan kesenangan kedua adalah di akhirat, saat berjumpa dengan Allah swt Kadhi Rabbul Jalil
    siapa yan tidak senang berjumpa dengan Allah, di dunia ini cuma Rasulullah SAW sendiri yang pernah berjumpa dengan Allah, ( mungkin orang berkata Allah itu kan ada tanpa tempat, iya memang begitu, lalu bagaimana bisa berjumpa dengan Allah, Rasul sendiri yang mengatakan bahwa beliau berjumpa dengan Allah saat israk mikraj)<< baca kitab Barjanji>>, lalu siapa yang akan membantahnya ? bahkan wa imanu bihi wajibun, dan beriman dengannya itu wajib.
    Nabi Musa ketika berkata dengan Allah di bukit tursina, setelah bercakap - cakap dengan Allah, Setelah itu Nabi Musa pulang ke dusunnya lalu beliau Berjumpa dengan manusia dan saat beliau bicara dengan manusia beliau harus menutup telinganya, karena kata-kata Allah itu sangat agung dan tak akan ada satu pun yang menyerupai dengannya.
    Maka alangkah senangnya orang berpuasa itu nanti di akhirat ketika berjumpa dengan Allah.

    Maka oleh karena itu jagalah puasa mu puasa yang sesuai dengan standar syar'at, agar engkau senang saat berbuka nanti di bulan syawal karena Allah akan menghapu dosa - dosa mu dan menjadikan kamu sebagai orang muttaqin dan agar engkau senang nanti di akhirat ketika kita berjumap dengan Allah SWT.

    wallahu'lam bish shawab
    akhifa danie
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Pembaca Hari Ini

Cari Artikel Disini

Apakah Menurut Anda Jokowi - JK Sudah Menepati Janjinya Seperti Apa Yang Dijanjikan dimasa Kampanye

islam dan muslim

Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Dan janganlah Kamu Mati Kecuali Dalam Keadaan Muslim / Beriman !
itu janji muslim yang harus dipegang kuat-kuat.